Tujuan
Untuk
mengetahui kedalam lapisan tanah keras serta sifat daya dukung setiap kedalaman.
Dasar
Teori
SPT
(Standard penetration test) adalah salah satu jenis uji tanah yang sering
digunakan untuk mengetahui daya dukung tanah selain CPT. SPT dilaksanakan
bersamaan dengan pengeboran untuk mengetahui baik perlawanan dinamik tanah
maupun pengambilan contoh terganggu dengan teknik penumbukan. Uji SPT terdiri
atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah dan disertai
pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm (1 ft)
vertikal. dilakukan dengan memukul sebuah tabung standar kedalam lubang bor
sedalam 450 mm menggunakan palu 63,5 kg yang jatuh bebas dari ketinggian 760 mm,
Yang dihitung adalah jumlah pukulan untuk melakukan penetrasi sedalam 150 mm.
Jumlah pukulan yang digunakan adalah pada penetrasi sedalam 300 mm terakhir.
Sewaktu melakukan pengeboran inti, jika kedalaman pengeboran telah mencapai
lapisan tanah yang akan diuji, mata bor dilepas dan diganti dengan alat yang
disebut tabung belah standar (Standar Split barrel sampler). Setelah tabung ini
dipasang, bersama-sama dengan pipa bor, alat diturunkan sampai ujungnya menumpu
lapisan tanah dasar, dan kemudian dipukul dari atas.
Dapat
digunakan untuk mengidentifikasi jenis tanah secara visual
Dapat digunakan untuk mendapatkan parameter tanah secara kualitatif melalui korelasi empiris Keunggulan SPT Profil kekuatan tanah tidak menerupakan Dalam sistem beban jatuh ini, digunakan palu dengan beban 140 lb (63,5 kg) yang dijatuhkan secara berulang dengan ketinggian 30 in (0,76 m). Pelaksanaan pengujian dibagi dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut setebal 6 in (150 mm) untuk masing-masing tahap.
Dapat digunakan untuk mendapatkan parameter tanah secara kualitatif melalui korelasi empiris Keunggulan SPT Profil kekuatan tanah tidak menerupakan Dalam sistem beban jatuh ini, digunakan palu dengan beban 140 lb (63,5 kg) yang dijatuhkan secara berulang dengan ketinggian 30 in (0,76 m). Pelaksanaan pengujian dibagi dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut setebal 6 in (150 mm) untuk masing-masing tahap.
Tahap
pertama dicatat sebagai dudukan, sementara jumlah pukulan untuk memasukkan
tahap kedua dan ketiga dijumlahkan untuk memperoleh nilai pukulan N atau
perlawanan SPT (dinyatakan dalam pukulan /0,3 m atau pukulan per foot(ft)). Uji SPT
dilakukan pada setiap 2m pengeboran dan dihentikan pada saat uji SPT N diatas
60 N berturut turut sebanyak 3 kali.
Merupakan
singkatan dari standard penetration test, merupakan salah satu uji tanah yang
paling sering dilakukan, dilakukan dengan menjatuhkan batangan besi (pemukul)
ke bor yang ada di dalam tanah, dan menghitung jumlah pukulan yang diperlukan
untuk memperdalam lubang bor sedalam 15 cm. Semakin banyak pukulan yang
diperlukan, semakin keras tanah yang sedang diteliti, dan dapat disimpulkan
juga semakin besar phi ataupun kohesi dari tanah tersebut.
SPT
Merupakan singkatan dari standard penetration test, merupakan salah satu uji
tanah yang paling sering dilakukan, dilakukan dengan menjatuhkan batangan besi
(pemukul) ke bor yang ada di dalam tanah, dan menghitung jumlah pukulan yang
diperlukan untuk memperdalam lubang bor sedalam 15 cm. Semakin banyak pukulan
yang diperlukan, semakin keras tanah yang sedang diteliti, dan dapat
disimpulkan juga semakin besar phi ataupun kohesi dari tanah tersebut
Standart
Penetration Test (SPT) dilakukan untuk mengestimasi nilai kerapatan relatif
dari lapisan tanah yang diuji.Untuk melakukan pengujian SPT dibutuhkan sebuah
alat utama yang disebut Standard Split Barrel Sampler atau tabung belah
standar.Alat ini dimasukkan ke dalam Bore Hole setelah dibor terlebih dahulu
dengan alat bor.Alat ini diturunkan bersama-sama pipa bor dan diturunkan hingga
ujungnya menumpu ke tanah dasar.Setelah menumpu alat ini kemudian dipukul
(dengan alat pemukul yang beratnya 63,5 kg) dari atas.
Pada
pemukulan pertama alat ini dipukul hingga sedalam 15 cm.Kemudian dilanjutkan
dengan pemukulan tahap kedua sedalam 30 cm dan dilanjutkan sedalam 45. Pukulan
kedua dan ketiga inilah muncul nilai "N" yang merupakan manifestasi
jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk membuat tabung standar mencapai kedalaman
45 cm.
Uji
SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah,
disertai pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm
vertikal. Dalam sistem beban jatuh ini digunakan palu dengan berat 63,5 kg,
yang dijatuhkan secara berulang dengan tinggi jatuh 0,76 m. Pelaksanaan
pengujian dibagi dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut setebal 150 mm untuk
masing-masing tahap. Tahap pertama dicatat sebagai dudukan, sementara jumlah
pukulan untuk memasukkan tahap ke-dua dan ke-tiga dijumlahkan untuk memperoleh
nilai pukulan N atau perlawanan SPT (dinyatakan dalam pukulan/0,3 m).
Teknik
pemboran yang baik merupakan salah satu prasyarat untuk mendapatkan hasil uji
SPT yang baik. Teknik pemboran yang umum digunakan adalah teknik bor bilas (wash
boring), teknik bor inti (core drilling) dan bor ulir (auger boring). Peralatan
yang digunakan pada masing-masing teknik pemboran harus mampu menghasilkan
lubang bor yang bersih untuk memastikan bahwa uji SPT dilakukan pada tanah yang
relatif tidak terganggu Bila digunakan teknik bor bilas maka mata bor yang
digunakan harus mempunyai jalan air melalui samping mata bor dan bukan melalui
ujung mata bor.
Apa
bila air yang dipompakan melalui batang pancang kedasar lubang keluar dari
ujung mata bor maka aliran air dari ujung mata bor tersebut dapat mengakibatkan
terjadinya pelunakan\ganguan pada dasar lubang bor, yang pada gilirannya akan
menghasikkan nilai N yang lebih rendah dari pada yang seharusnya.
Peralatan
1) Mesin
bor yang dilengkapi dengan peralatannya;
2) Mesin
pompa yang dilengkapi dengan peralatannya;
3) Split
barrel sampler
4) Palu
dengan berat 63,5 kg dengan toleransi meleset ±1%.
5) Alat penahan (tripod);
6) Rol
meter;
7) Alat
penyipat datar;
8) Kerekan;
10) Kunci-kunci
pipa;
11) Tali yang cukup kuat untuk menarik palu;
12) Perlengkapan lain.
Prosedur
Percobaan
Persiapan
pengujian
1)Lakukan
persiapan pengujian SPT di lapangan dengan tahapan sebagai berikut:
2)Pasang
blok penahan (knocking block) pada pipa bor;
3)Beri
tanda pada ketinggian sekitar 75 cm pada pipa bor yang berada di atas penahan;
4)Bersihkan
lubang bor pada kedalaman yang akan dilakukan pengujian dari bekas-bekas pengeboran;
5)Pasang
split barrel samplerpada pipa bor, dan pada ujung lainnya disambungkan dengan
pipa bor yang telah dipasangi blok penahan;
6)Masukkan
peralatan uji SPT ke dalam dasar lubang
bor atau sampai kedalaman pengujian yang diinginkan;
7)Beri
tanda pada batang bor mulai dari muka tanah sampai ketinggian 15 cm, 30 cm dan
45 cm.
Prosedur
pengujian
1) Lakukan
pengujian dengan tahapan sebagai berikut:
2) Lakukan
pengujian pada setiap perubahan lapisan tanah atau pada interval sekitar 1,50 m
s.d 2,00 m atau sesuai keperluan;
3) Tarik
tali pengikat palu (hammer) sampai pada tanda yang telah dibuat sebelumnya
(kira-kira 75 cm);
4) Lepaskan
tali sehingga palu jatuh bebas menimpa penahan
5) Ulangi
2) dan 3) berkali-kali sampai mencapai penetrasi 15 cm;
6) Hitung
jumlah pukulan atau tumbukan N pada penetrasi 15 cm yang pertama;
7) Ulangi
2), 3), 4) dan 5) sampai pada penetrasi 15 cm yang ke-dua dan ke-tiga;
8) Catat
jumlah pukulan N pada setiap penetrasi 15 cm:
- 15
cm pertama dicatat N1
- 15
cm ke-dua dicatat N2
- 15
cm ke-tiga dicatat N3
Jumlah
pukulan yang dihitung adalah N2+ N3. Nilai
N1 tidak diperhitungkan karena masih kotor bekas pengeboran;
9) Bila
nilai N lebih besar daripada 50 pukulan, hentikan pengujian dan tambah
pengujian sampai minimum 6 meter;
10) Catat
jumlah pukulan pada setiap penetrasi 5 cm untuk jenis tanah batuan.